![]() |
Sumber:Dok.Pribadi |
“Aspirasi Rakyat papua untuk Dialog atau Referendum Ada, Karena Papua Bukan Tanah Damai”
Penghormatan terhadap Harkat dan
Martabat Orang Papua antara satu kelompok masyarakat dengan lainnya
merupakan salah satu jalan untuk mewujudkan Papua "Tanah Damai."Hal ini penting keberadaan manusia yang menumpang di pulau papua ini merupakan berbeda – beda ras, etnik dan budaya.
"Dalam membangun Papua Tanah Damai maka hal penting adalah setiap orang memiliki sikap pengakuan terhadap setiap individu dan kelompok yang berbeda”.
“Perbedaan agama, ras, etnik dan pekerjaan perlu untuk dikenali dan diterima sebagai sebuah rahmat dan karunia yang harus di jalani sebagai manusia setara ciptaan Tuhan”.
“Mengabaikan keberadaan orang atau kelompok lain dan mendominasi kelompok lain justru dapat memicu terjadinya konflik kekerasan di tengah-tengah masyarakat”.
Masyarakat yang ada di atas tanah konflik ini harus bisa saling memberi pengakuan yang memungkinkan. harus untuk terbuka satu sama lain. Keterbukaan tersebut membuat masing-masing pihak bisa belajar lebih jauh tentang tradisi mereka sendiri dan menghargai kekayaan dan kekhususan yang dimiliki.
“Dengan mempelajari masyarakat dan kelompok lain, mereka bisa memperoleh pemahaman bersama secara lebih mendalam dan menemukan nilai-nilai yang memberi hidup dalam tradisi orang lain”.
"Semua itu membantu membangun sikap saling menerima satu sama lain sehingga
menghilangkan sikap saling curiga, tidak percaya dan memarjinalkan kelompok-kelompok tertentu”.
Para pemimpin agama di Tanah Papua tidak melihat keberagaman sosial-kultural ini sebagai beban maupun hambatan menuju perdamaian, melainkan sebagai sumber kekayaan yang patut disyukuri dan senantiasa dibangun.
Tidak bisa memilih diam atas konflik dan pembantaian terjadi di atas tanah papua, semua pihak baik pemerintah, DPR, Aparat, Gereja, LSM harus bersama-sama mencari solusi yang cocok untuk mengakhiri konflik papua”.
Semakin hari realita menunjukan bahwa ada peningkatan konflik dari isu makar, separatis, atau OPM sudah menjadi isu terorisme di papua. Operasi densus 88 sebagai kontra teroris beroperasi dipapua, tidak ada penyangkalan atas keberadaan densus karena papua sudah menjadi penanganan terorisme.
“Gereja tidak harus menari – nari atas mimbar dengan mengabaikan konflik dan pembantaian rakyat papua yakni sebgai umat yang harus di lindunggi, karena mereka yang korban adalah Umat Tuhan yang perlu harus di jaga sesuai amanat Agus yang harus di jaga”.
“Diharapkan semua pihak untuk mendorong semua orang yang hidup di Papua untuk mengakui dan menerima keberagaman etnis, kultural dan agama sebagai rahmat dari Tuhan”..
Slogan "Papua Tanah Damai" merupakan moto sekaligus komitmen yang dideklarasikan para pemimpin agama (Kristen, Katolik, Islam, Hindhu dan Budha) pada 5 Februari 2003.
Oleh: Turius W. Penulis Adalah Staf Litbag Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua
================================================
Sumber: Facebook, Cermin Papua
0 komentar:
Posting Komentar